Imran bin Hathan bisa dikategorikan sebagai seorang lelaki yang berperawakan kurang baik. Selain gemuk, postur tubuhnya juga pendek. Meski perawakannya seperti itu, ternyata ia berhasil mempersunting seorang gadis yang sangat cantik dan menawan. 

Setiap waktu bergulir, Iman tidak bosan-bosan memandang dan memuji kecantikan isterinya itu. Hingga pada suatu saat isterinya bertanya, "Apa yang terjadi padamu?" Ia menjawab, "Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kecantikan dalam dirimu." Si isteri menyahut, "Aku berikan kabar gembira kepadamu, bahwa kelak kamu dan aku bakal dijamin masuk syurga!"

Imran kaget seraya balik bertanya, "Darimana engkau mengetahui hal itu?" Isterinya menjawab, "Dikarenakan engkau diberi anugerah melalui kelebihanku dan engkau senantiasa bersyukur kepada-Nya, sementara akupun diuji dengan kekuranganmu dan akupun bersabar dalam menghadapinya. Bukankah orang yang bersyukur dan bersabar itu dijamin masuk syurga?"

Hidup manusia memang tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Bagi seorang Muslim, kelebihan dan kekurangan tidak sepatutnya membuatnya takabbur atau rendah diri. Di saat memiliki anugerah kelebihan harta misalnya, ia akan bersyukur seraya menyisakan kelebihannya untuk membantu orang-orang yang masih jauh berkekurangan.

Begitu juga dengan seseorang yang diuji dengan kekurangan. Ia tidak sepatutnya berputus asa, tetapi terus berusaha dan bersabar dalam menutupi kekurangan yang ada. Kekurangan tidak menjebak dirinya untuk berbuat menghalalkan segala cara. Tetapi justru menjadikan dirinya lebih dekat ke Allah dan juga lebih giat lagi dalam menutupi kekurangan itu dengan iman dan takwanya.

Menurut Imam Al Ghazali, sabar dan syukur merupakan puncak keimanan dari seseorang. Kedua komponen itu harus senantiasa ada dikarenakan hidup tak ubahnya koleksi penderitaan dan juga kebahagiaan. Keduanya menjadi semacam tameng; agar saat dihadapkan pada kesenangan seseorang tidak menjadi lupa diri (syukr) dan ketika ditimpa kesusahan tidak menjadikan dirinya berputus asa (shabr).

Demikian hubungan interaktif antara keharusan dan sabar yang sejatinya melekat pada diri setiap manusia sebagai insan sosial yang saling membutuhkan satu sama lain (take and give). Inilah rahasia syukur dan sabar dan kehidupan manusia. Kehidupan sosial niscaya berlangsung dengan rukun dan penuh keharmonisan apabila satu sama lain mampu untuk saling menghargai. Bersabar terhadap kelebihan orang lain dan bersabar terhadap kejelekan orang lain.

Wallahu a'lam bisshowab